Videomilik Masjid Al-Irsyad TV SAFARI DAKWAH UST. SALIM A.FILLAH DI GRESIK HARI SABTU, 03 MUHARRAM 1439 / 23 SEPT 2017
VIVABola - Bek PSIS Semarang sekaligus Pilar Timnas Indonesia Alfeandra Dewangga viral. Ia dikabarkan selingkuh dan putus dengan sang kekasih, Vivi Novika. Info itu mencuat setelah ada unggahan di medsos Vivi yang curhat tentang hubungannya dengan Dewangga. Bahkan tagar Dewangga pun menjadi trending topic di twitter. Di Instagram Story-nya
KarenaDiantara Kekasih Allah Banyak Yang Tersembunyi Maka Dari Itu Berbaik Sangkalah Wahai Saudaraku.
Bagaimanakriteria hamba-hamba yang menjadi kekasih Allah? Simak sampai selesai agar tidak gagal paham. Silahkan simak video-video lain di Channel ini jika b
kitaharus hati hati, jangan sampai tidak beradab dengan orang ini, karena inilah petunjuk ciri ciri seorang wali allah / kekasih allah - guru bakhiet#walial
pernyataan tentang kromosom dna dan inti sel yang benar adalah. Allah menyembunyikan kekasihNya diantara manusia. Ujar Umar ibn Al Khathtab, “Sebagaimana Dia menyembunyikan Lailatul Qadr diantara malam-malam bulan Ramadhan.” Mereka Atqiya’ul Akhfiya’, orang-orang yang bertakwa lagi tersembunyi. Mereka terkenal di langit meski diabaikan di bumi. Mereka dirindukan Syurga meski dikucilkan dunia. Siapa saja yang setiap saat mengingat dan dosa dan kezalimannya serta menangisi di dalam batinnya setiap waktu penuh penyesalan dan insyaf. Sesungguhnya orang itu sangat di sayangi Robbul Arsyil Adzim. Sungguh anak cucu Adam tertuntut untuk tak meremehkan seorangpun di antara hamba Allah yang solih, sebab boleh jadi mereka adalah Para KekasihNya yang jauh lebih terkasih dibanding kita. Mahabijaksana Allah yang menyatakan bahwa makhluk yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. Tetapi juga sekaligus mengabarkan melalui Rasul-Nya bahwa ketakwaan itu ada di dalam dada, tak dapat dilihat oleh mata manusia. la bermakna teruslah berkhusyuk memperjuangkan takwa dalam diri, dan selalulah tawadhu’ kepada sesama hamba. Siapa saja yang sering sujud bersembunyi dan berdoa untuk banyak kebaikan kepada manusia dan menangis agar Allah swt memaafkan Ummat Rasulullah SAW. Dialah Para Kekasih yang istimewa dan tersembunyi.
Pixabay Seringkali kita mendengar lafal “habibullah” dan kerap diartikan secara sederhana menjadi kekasih Allah. Berlebihan kah makna itu? Lafal tersebut lebih tepat diartikan sebagai orang yang dicintai oleh Allah–ini lebih selamat dari kesalahan interpretasi. Cinta dari Allah tentu terhindar dari kesan sebagaimana kasih sayang tak ubahnya sepasang kekasih. Cinta Allah kepada hamba-Nya termasuk Rasulullah SAW tentu tak menjadikan Allah tersekutukan dengan makhluk. Pun tak lantas menyamakan Allah SWT serupa dengan makhluk. Sifat Allah yang mencintai hamba-Nya telah ditetapkan di dalam Al-Quran dalam banyak kesempatan. Ada beberapa sifat hamba-hamba-Nya yang secara tegas menjadi sebab bagi Allah SWT untuk mencintainya. Apa saja itu? 1. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertaubat dan Mensucikan Diri Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri. QS. Al-Baqrah222 2. Allah SWT Mencintai Orang Muhsin Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang muhsin QS. Al-Baqarah195 3. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertakwa Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. QS. Ali Imran 76 4. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertawakkal Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. Ali Imran159 5. Allah SWT Mencintai Orang yang Sabar Allah mencintai orang-orang yang sabar QS. Ali Imran 146 6. Allah SWT Mencintai Orang yang Adil Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil. QS. Al-Maidah 42 7. Allah SWT Mencintai Orang yang Berperang di JalanNya Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. QS. Ash-Shaff4 8. Allah SWT Cinta Generasi Islam yang Spesifik Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui. QS. Al-Maidah 54 Kita pun mendapatkan lebih banyak lagi kriteria hamba yang Allah cintai jika kita membuka hadits-hadits nabawiyah. Cinta Allah SWT itu tak terbatas kepada Rasulullah SAW saja, namun juga kepada banyak orang yang memenuhi kriteria. Khusus untuk Rasulullah SAW, ada “level” kecintaan Allah SWT tersendiri yang lebih khusus, lebih spesifik. Wajar bila salah satu julukan beliau adalah lafal di atas “habibullah”. Orang yang dicintai Allah. Wallahua’lam. [Paramuda/BersamaDakwah]
[ad_1] Meyakini adanya manusia pilihan yang menjadi kekasih Allah adalah salah satu ajaran dalam agama Islam. Kekasih Allah atau yang biasa dikenal dengan waliyullah adalah orang-orang terpilih yang memiliki kedekatan secara khusus dengan Allah subhanahu wata’ala. Mengenai waliyullah ini, Al-Qur’an menjelaskan أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati” QS. Yunus 62. Waliyullah secara umum terdiri dari berbagai macam kategori. Mulai dari wali abdal, wali autad, wali nuqaba’, wali nujaba’, sampai wali qutb al-aqthab. Para waliyullah ini mengemban berbagai macam tugas masing-masing serta diberi keistimewaan oleh Allah dengan memiliki karamah yang berbeda-beda Syekh Dliya’uddin Ahmad bin Mushthafa, Jami’ al-Ushul fi al-Auliya, hal. 168. Jalan yang ditempuh mereka tak lain adalah menggapai marifatullah. Dalam ilmu tasawwuf, terdapat dua jalan untuk menggapai makrifat ini. Pertama, suluk. Jalan ini adalah pilihan jalan yang ditempuh secara normal. Seseorang yang mengamalkan laku tasawuf secara tidak langsung juga disebut sebagai salik. Kedua, jadzab. Jalan ini adalah jalan khusus yang tidak sembarang orang bisa mengamalkan, hanya orang-orang khusus yang memang terpilih yang dapat menempuh jalan ini. Dua jalan menuju marifatullah di atas, secara sederhana diilustrasikan dalam kitab Nasihah al-Murid fi Thariq ahli as-Suluk wa at-Tajrid berikut اعلم أن الجذب والسلوك مثلهما كالأشجار، شجرة الجذب لها عروق وفروع، وكذلك شجرة السلوك لها عروق وفروع وكلّ عرق وفرع منهما له أثمار. عروق الجذب هي العلوم اللدنية الغيبية، وأثمار فروع الجذب هي أن يكون صاحبها بأمر الله تعالى يقول للشيء كن فيكون والكلّ مواهب وكذلك عروق شجر السلوك تثمر بالعلم الظاهر، وفروعه تثمر بالعمل الظاهري، وإن تفاوت أهل السلوك مع أهل الجذب إلّا أنَّ أهل السلوك عبادتهم من وراء حجاب، وأهل الجذب ما بينهم وبين الله حجاب منه إليهم، ومنهم إليه “Ketahuilah bahwa jadzab dan suluk itu seperti pepohonan. Pohon jadzab memiliki akar dan tangkai, begitu pula pohon suluk juga memiliki akar dan tangkai. Setiap akar dan tangkai dari kedua pohon tersebut memiliki buah. Akar dari pohon jadzab adalah ilmu laduni yang bersifat ghaib, dan buah dari tangkai pohon jadzab adalah saat orang yang jadzab mendapat perintah Allah agar mengatakan pada sesuatu kun fa yakun, segalanya murni pemberian dari Allah. Sedangkan akar dari pohon suluk dapat membuat pohon berbuah dengan Ilmu yang dzahir tampak dan tangkainya berbuah dengan amal yang bersifat dzahir, meski orang yang mengamalkan laku suluk dan orang jadzab berbeda, orang yang mengamalkan laku suluk beribadah di belakang tirai penghalang dari Allah, sedangkan orang jadzab tidak ada di antara mereka dan Allah penghalang apa pun. Pesan dari Allah langsung pada mereka, dan ibadah dari mereka langsung tertuju pada Allah” Syekh Ali bin Abdurrahman bin Muhammad al-Imrani, Nasihah al-Murid fi Thariq ahli as-Suluk wa at-Tajrid, Hal. 17 Berdasarkan referensi di atas, orang yang mengamalkan laku suluk masih berada di bawah orang yang sudah sampai pada fase jadzab. Jadzab sendiri oleh para ulama didefinisikan dengan pengertian berikut الجذبة هي التجلي الإلهي، وفيها يحصل التحقيق بالأسماء الإلهية، والاستشعار بالاسم الصمد “Jadzab adalah tampaknya sifat-sifat ilahi. Ketika dalam kondisi jadzab, akan betul-betul tampak secara nyata sifat-sifat Allah dan seseorang mampu merasakannya” Syekh Mahmud Abdur Rauf al-Qasim, al-Kasyf an Haqiqah as-Shufiyyah, juz 1, hal. 244 Orang yang dalam kondisi jadzab seringkali melakukan perbuatan di luar nalar manusia biasa. Sebab apa yang dilakukan oleh mereka dalam keadaan jadzab sudah di luar kapasitasnya sebagai manusia. Meski demikian, patut dibedakan antara orang yang melakukan hal-hal aneh khâriq al-âdah karena memang betul-betul jadzab dengan orang yang hanya pura-pura jadzab. Untuk menandai perbedaan dua orang ini cukup sederhana, yakni dengan cara melihat tingkah laku orang tersebut setelah kondisi terjaga. Jika saat kondisi normal, ia senantiasa berdzikir dan beribadah serta menjauhi hal-hal duniawi yang bersifat profan, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan adalah berangkat dari maqam jadzab. Sebaliknya, jika seseorang setelah dalam kondisi normal justru lebih mendekatkan diri pada hal-hal yang bersifat duniawi dan senang mendekat dengan orang-orang yang memiliki ambisi duniawi, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan bukanlah bermula dari keadaan jadzab, tapi hanya sebatas tipu daya yang dilakukannya untuk menarik perhatian orang lain. Perbedaan dua karakteristik ini seperti yang digambarkan dalam pembahasan menari saat berdzikir yang dijelaskan dalam kitab Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslim واعلم أن الرقص فى حال الذكر ليس من الشرع ولا من المروءة ولم يعذر فيه الّا الفرد النادر من أهل الأحوال والجذب وله عند القوم علامة يميزون بها بين ما كان منه عن جذب حقيقي وبين ما كان عن تلاعب وتلبيس على الناس فقد قالوا إنّ المجذوب إذا كان بعد الصحو يوجد معرضا عن الدنيا وأهلها مقبلا على ذكر الله وعبادته فهذا جذبه حقيقي ويعذر فى رقصه وإذا كان بعد الصحو من تجاذبه ورقصه يوجد مقبلا على الدنيا متأنسا بأهلها لا فرق بينه وبينهم فى الأحوال واللهو فهو متلاعب كاذب فى دعوى جذبه صاحب رقص ولعب فهو ممن اتّخذ دينه هزوا ولعبا “Ketahuilah bahwa menari pada saat berdzikir bukan bagian dari ajaran syariat dan bukan bagian dari budi pekerti yang baik. Tindakan tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk dibenarkan oleh siapa pun kecuali bagi orang khusus dari kalangan orang jadzab. Menurut sebagian kalangan ulama sufi jadzab memiliki tanda-tanda tertentu yang membedakan antara tindakan jadzab yang hakiki dan tindakan yang berangkat dari main-main dan tipu daya di hadapan manusia. Mereka berkata bahwa orang yang jadzab ketika setelah sadar ia berpaling dari dunia dan menghadap untuk berdzikir pada Allah dan beribadah kepada-Nya, maka sikap jadzabnya adalah sikap jadzab yang sungguhan, tindakannya menari saat berdzikir dianggap udzur. Sedangkan ketika setelah sadar dari jadzab dan selesai menari saat dzikir, seseorang lantas menghadap pada dunia dan merasa senang berjumpa dengan orang yang tergiur dengan dunia, hingga tidak ada perbedaan antara dirinya dan orang yang tergiur dengan dunia dalam perbuatan dan sikap main-mainnya, maka ia adalah orang yang main-main dan bohong atas klaim kejadzabannya saat menari dan bersenda gurau, ia adalah bagian dari orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau” Syekh Muhammad Habibullah bin Abdullah as-Syinqithi, Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslim, juz 3, hal. 155 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jadzab adalah sebuah keadaan saat seseorang sudah lepas dalam kapasitasnya sebagai manusia karena tampak secara jelas padanya sifat-sifat Allah tajalli, segala keanehan perbuatan yang dilakukan dalam kondisi jadzab bermula dari petunjuk Allah. Orang yang sudah sampai pada maqam jadzab ini biasa dikenal dengan sebutan majdzub. Sedangkan masyarakat mengenal orang yang sudah sampai pada maqam ini dengan sebutan wali jadzab atau wali majdzub. Wallahu a’lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember [ad_2] Source link
Kekasih Allah Yang Tersembunyi Allah menyembunyikan kekasihNya diantara manusia. Ujar Umar ibn Al Khathtab, “Sebagaimana Dia menyembunyikan Lailatul Qadr diantara malam-malam bulan Ramadhan.”Mereka Atqiya’ul Akhfiya’, orang-orang yang bertakwa lagi tersembunyi. Mereka terkenal di langit meski diabaikan di bumi. Mereka dirindukan Syurga meski dikucilkan saja yang setiap saat mengingat dan dosa dan kezalimannya serta menangisi di dalam batinnya setiap waktu penuh penyesalan dan insyaf. Sesungguhnya orang itu sangat di sayangi Robbul Arsyil anak cucu Adam tertuntut untuk tak meremehkan seorangpun di antara hamba Allah yang solih, sebab boleh jadi mereka adalah Para KekasihNya yang jauh lebih terkasih dibanding Allah yang menyatakan bahwa makhluk yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. Tetapi juga sekaligus mengabarkan melalui Rasul-Nya bahwa ketakwaan itu ada di dalam dada, tak dapat dilihat oleh mata manusia. la bermakna teruslah berkhusyuk memperjuangkan takwa dalam diri, dan selalulah tawadhu’ kepada sesama saja yang sering sujud bersembunyi dan berdoa untuk banyak kebaikan kepada manusia dan menangis agar Allah swt memaafkan Ummat Rasulullah SAW. Dialah Para Kekasih yang istimewa dan tersembunyi. Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram Facebook.
Al-Quran dan hadis banyak menyebutkan sifat dan karakter para kekasih Allah. Sedemikian rinci penggambaran itu hingga terkesan para wali bisa ada di tengah kita tanpa kita mereka menampakan diri sebagaimana orang biasa secara luar, namun hatinya begitu tenggelam dalam lautan cinta kepada Tuhan. Ini di antara sifat-sifat mulia mereka yang bisa jadi cerminan bersama1. Hanya takut kepada Allah dan tidak merasa sedih dengan kehilangan apapun."Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." QS. Yunus 622. Memiliki keimanan tinggi dan ketakwaan puncak"Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." QS. Yunus 633. Allah sendiri adalah wali bagi para kekasihnya."Allah wali Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran kepada cahaya iman QS. Al Baqarah 2574. Sempurnanya semua perilaku dan tiap langkahnya bernilai Saw bersabda"Diamnya para wali Allah adalah ibadah, pandangan mereka adalah pelajaran, perkataan mereka mengandung hikmah, dan gerak mereka di tengah masyarakat adalah sumber keberkahan."5. Tersembunyi di tengah kerumunan dan sepi dalam Ali berkata "Allah menyembunyikan wali-Nya di tengah manusia. Karena itu janganlah engkau merendahkan seorang Muslim, karena bisa saja ia salah seorang wali Allah."
kekasih allah yang tersembunyi